Selarik Rindu Masih Melintang di Sini
penulis : Rifatul Farida
Sahabatku, kau lihat bulatan indah bersinar di birunya langit malam ini? Pendar cahaya lembut anggun mengitari bagai mahkota, atau laksana serumpunan dayang melayani. Lihatlah lekat, pesonanya memukau sempurna, memagnet daya tarik pandang yang tak kan mungkin mampu berpaling. Di pesona itu mata kita beradu, merefleksikan kerinduan yang teramat sangat pada bentangan jarak yang memagar rapat pertemuan. Membidik tajam nostalgia sebuah masa, yang membingkai memori pada sepenggal episode tentang kita.
Sahabatku, kau dengar simfoni malam mengalun syahdu? Memungut nada-nada indah pada angin yang berhembus pelan, meliuk-liuk pada dahan dan ranting, menuju pusaran waktu, menembus dimensi tak berbatas, memadukan hati kita yang pernah bertemu dalam ketaatan kepadaNya, yang pernah terhimpun dalam kecintaan kepadaNya, yang pernah bersatu dalam dakwah kepadaNya. Menyambangi jiwa yang pernah saling menopong ketika letih dan rapuh.
Sahabatku, ketika malam memagut mesra sunyi, selarik rindu masih melintang di sini, di kebisuan kata yang mengejakan makna ukhuwah. Jelas di pelupuk mata saat bersama kita mengapalkan tangan kanan ke atas sembari lantang meneriakkan takbir, membuncahkan semangat masa muda nan perkasa, mengukuhkan pijakan sebagai Jundullah (tentara Allah) yang telah mewakafkan diri untuk dakwah. Dan memuarakan niat di setiap lurus laku hanya untuk ridhaNya.
Oh... Sahabatku, ingin kurengkuh semua kata, menyusunnya menjadi bait-bait do'a, memaknai setiap deskripsi dari refleksi kerinduan ini, menghujanimu dengan butiran-butiran bening mahabbah (kecintaan). Ingin kumekarkan kuncup-kuncup puspita di pekarangan jiwa, menyampaikan harumnya padamu, agar senyum merekah menghisai wajah tulusmu, dan puas kulihat engkau bahagia.
Sahabatku, ada rasa terukir dalam di hati ini. Rasa yang bermuara pada kecintaan karenaNya. Rasa yang memadukan jiwa kita dalam keabadian ukhuwah. Rasa yang membuat para malaikat iri melihat kita, karena rasa itu menghadirkan kerinduan di singgasana asa dan do'a.
Dan...
Sahabatku, sebuah keyakinan terpatri dalam, seandainya tak di dunia ini, semoga pertemuan kita abadi di surgaNya, insya Allah. Amin.
Untukmu di seberang sana, yang selalu kurengkuh dalam sujud-sujud panjangku, kusapa dalam rajutan do'a malam, kukenang dalam pendaman rasa.
tulisannya subbhanallah sekali..
^^
0 comments:
Posting Komentar